Minggu, 29 Januari 2017

THE GIRL ON THE TRAIN (2016)

Wajar jika adaptasi novel berjudul sama karya Paula Hawkins ini amat dinanti, dianggap bagai "Gone Girl"-nya 2016. kecuali sama-sama diangkat dari novel, "The Girl on the Train" juga mengetengahkan misteri menghilangnya sesosok wanita berpadukan tuturan psycho-drama kala kehidupan rumah tangga. akan tetapi di tangan Tate Taylor yg filmografinya terdiri atas judul-judul macam "The Help" menjadi "Get on Up", intensitas lalai dibangun & ia bagai lebih tertarik menekankan jalinan melodrama, menciptakan hasil akhir suatu suspense-free thriller dgn tumpuan utama di drama yg malahan enggak sudah cukup kuat menggaet atensi penonton. Sang wanita di kereta ialah Rachel Watson (Emily Blunt) yg tiap harinya berangkat kerja memakai kereta. Di tiap perjalanan itulah Rachel kerap memandang ke luar jendela, terpikat akan romantisme Megan (Haley Bennett) dgn sang suami, Scott (Luke Evans). Penyebabnya enggak lain kegagalannya membangun rumah tangga. enggak tahan menghadapi adiksi alkohol Rachel, Tom (Justin Theroux) memilih meninggalkan sang istri, menikah lagi dgn selingkuhannya, Anna (Rebecca Ferguson). Rachel makin terbenam kala adiksi, malahan sering "meneror" Tom & Anna bagus melalui telepon tanpa akhir ataupun mendadak muncul di kediaman mereka.
Erin Cressida Wilson merangkai alur memakai gaya interwoven storylines di mana kisah Rachel, Megan, & Anna bergantian mengambil fokus, berpindah dengancara non-linier, melompat antar tiap setting waktu. kami mempelajari kala kemudian Rachel, terungkap pula pernikahan Megan enggak sebahagia kelihatannya, menjadi mencapai sekitar 25 menit durasi tatkala Rachel terbangun di kamar kala kondisi berlumuran darah tanpa mengingat kejadian malam sebelumnya. enggak lama sesudahitu Megan diberitakan menghilang. Intensinya jelas, menggiring penonton bagi menebak-nebak apa yg sesungguhnya terjadi di malam hilangnya memori Rachel & apakah ia terlibat kala kasus menghilangnya Megan. Karakter dgn memory loss cukup oleh oleh karena itu bekal taktik membangun misteri karena kondisi itu memicu kerancuan ingatan karakternya, memberi kesempatan filmmaker menyelipkan berbagai momen misleading. lagi pula alur filmnya bergulir non-linier menjadi fakta dapat disembunyikan lewat perpindahan cerita ataupun permainan waktu. bagi itu, alur "The Girl on the Train" telah cukup bagus menjalankan tugasnya menipu persepsi penonton sebelum akhirnya mengungkap twist mengejutkan. akan tetapi terdapat dua alasan mengapa kejutan itu akhirnya enggak oleh oleh karena itu.
Alasan pertama dipicu kegagalan Tate Taylor menghadirkan ketegangan. Film ini tampil kelam pula elegan didukung warna bernuansa dingin sinematografi Charlotte Bruus Christensen serta iringan musik elektronik karya Danny Elfman. Such a well-made and good-looking movie but unfortunately, also a flat one. enggak ada alasan penonton mesti peduli kemudian terserap, turut berusaha memecahkan misteri kala plotnya sendiri jarang meluangkan waktu mengupas hal itu. Konsentrasi palingbesar justru diberikan bagi drama psikologis yg hanya berusaha pamer betapa kacau kondisi tokoh-tokohnya. Megan is just a two-dimensional nymph while Anna is underdeveloped. Tatkala urung tercipta keterikatan penonton akan misteri, twist sebanyak & semengejutkan apapun takkan berdampak. Ditambah lagi Taylor terlampau bertele-tele menyampaikan jawaban, menjadikannya predictable. Memposisikan psycho-drama bagai shock value tentu absah cuma, walau artinya menanggalkan potensi eksplorasi kompleks berkenaan kehancuran individu yg dipicu cinta, nafsu, serta trauma. "The Girl on the Train" efektif menjalankan itu menjadi mencapai twist, menciptakan alasan kedua ialah justifikasi terhadap perilaku karakter. Twist-nya mengajak penonton menerima, memaklumi perbuatan Rachel yg termasuk adiksi alkohol & creepy stalking. Emily Blunt is outstanding as she looks wasted and messed up through the whole movie. postur Rachel nampak rapuh luar biasa berkatnya, belum lagi totalitas ledakan emosi yg kerap dipertunjukkan. akan tetapi malahan akting Oscar-worthy Blunt pun enggak dapat mengangkat kualitas "The Girl on the Train" yg menambah panjang daftar kekecewaan sepanjang 2016.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : THE GIRL ON THE TRAIN (2016)

0 komentar:

Posting Komentar